Senin, 02 Januari 2012
ISLAM DAN POLITIK DI MALAYSIA
Oleh: Syahrir Karim
Pengantar
Kedudukan Islam dalam Negara
Islam telah membawa perubahan agama-sosio-budaya dan politik ke dalam dunia Melayu. Sebenarnya, peranan dan pengaruh Islam dalam kehidupan Melayu telah dibatasi oleh beberapa pengaruh sejarah, politik, kebudayaan. Tanah Melayu sebelum kedatangan penjajah Eropa, bukanlah negara yang tidak berperadaban. Islam telah begitu jauh sebelum penjajah-penjajah Eropa datang pada awal kurun ke-16. Menurut fakta sejarah, pada awal abad yang ke-15, pengaruh agama Islam mulai menular kesemenanjung Tanah Melayu melalui kedatangan pedagang-pedagang Islam dari India dan Arab.
Sebelum kemerdekaan, pihak yang terlibat dalam merintis sebuah negara adalah Inggris, raja-raja. Sejak kemerdekaan yang berawal sejak bulan Agustus 1955, diantara Setiausaha Negara Inggris, raja-raja dan menteri-menteri Perikatan yang baru (dalam pilihan raya pertama tahun 1955, tiga komponenpartai politik yakni UMNO, MCA dan MIC memenangi 51 daripada 52 buah kursi) telah bersetuju melantik lima orang suruhanjaya untuk menggubal draf perlembagaan Persekutuan Tanah Melayu. Semasa penggumbalan draf perlembagaan tersebut, pihak Suruhanjaya telah mengambil kira persoalan sama ada perlu dimasukkan peruntukan di dalam Perlembagaansupaya menjadikan agama Islam sebagai agama resmi negara.
Bersandarkan alasan inilah pada tahun 1956, sewaktu komisi Perlembagaan Reid mendesain Perlembagaan Persekutuan Malaya, terdapat persetujuan secara kolektif Partai Perikatan untuk mnetelitkan klausa dalam perlembagaan yang berbunyi: ”...the religion of Malaysia shall be Islam”. Meskipun dalam memo United Malays National Organisation (UMNO) tidak menyatakan Islam sebagai agama resmi negara, ia menekankan supaya Islam dijadikan agama bagi persekutuan Malaysia, di samping memberi kebebasan beragama kepada penganut-penganut agama lain. Juga terdapat persetujuan bahwa perlembagaan tidakmengganggu atau menjejaskan hak sipil golongan warga non-muslim. PAS dan UMNO diketahui mempunyai pemahaman dan ideologi dan pendekatan tersendiri kearah memperjuangkan serta memperjuangkan syiar Islam di Malaysia sejak sekian lama. Perjuangan menegakkan sebuah negara Islam
Politik Islam: antara UMNO-PAS
Persaingan antara organisasi-organisasi dan Partai-partai politik Melayu-Muslim khususnya UMNO-PAS, memperlihatkan bahwa kedua partai politik Melayu-Muslim ini yang sangat dominan dan memperlihatkan liku-liku peranan dan implikasi yang begitu signifikan, agresif dan dinamik dalam usaha-usaha menegakkan serta memperteguh Islam di Malaysia selama ini. Sebenarnya Partai Islam Se-Malaysia (PAS) dilahirkan oleh ahli-ahli UMNO sendiri. Pada mulanya PAS dikenali sebagai Persatuan Ulama Se-Malaya yang wujud dalam UMNO. Oleh karena persatuan ini berpendapat bahwa cita-cita Islam tidak bisa dicapai di dalam UMNO, maka muncul keinginan untuk membentuk satu partai Islam untuk menyatukan golongan yang cinta akan Islam yang selanjutnya diajak keluar dari partai itu dan menubuhkan PAS.
UMNO sebagai nasionalis dan partai politik terbesar yang mewakili orang-orang Melayu, mendeklarasikan secara positif untuk mempertahankan posisi ini. Ia meyakini bahwa Islam tidak seharusnya menjadi satu faktor dalam politik. Berdasarkan kedudukan masyarakat malaysia yang berbilang-bangsa dan berbilang-agama, UMNO berpendapat bahwa kepercayaan keagamaan satu golongan tidak seharusnya dikenakan ke atas golongan lain, Justru ini, agama dan politik seharusnya dipisahkan. Kelompok-kelompok lain, khususnya, PAS, menggambarkan secara mental suatu tesis diantara Islam dan politik. PAS, sebagai contohnya, menuntut perwujudan sebuah negara berasaskan syariah. Berdasarkan perlembagaan UMNO dan PAS, kedua-duanya mempunyai dasar dan cita-cita politik yang berbeda. Dalam rangka perlembagaan Persekutuan Tanah Melayu, UMNO telah meletakkan ciri-ciri kemelayuan, terutamanya dalam soal-soal hak istimewa orang melayu. UMNO memperjuangkan kepentingan Melayu sepenuhnya. Meskipun demikian, UMNO mendapat kepercayaan dan kerjasama PARTAIPARTAI daripada kaum lain yang yakin dengan perjuangan UMNO dalam politik, pentadbiran dan ekonomi yang memberi kelebihan kepada UMNO dalam membentuk kerajaan. Namun penubuhan UMNO dengan ciri-ciri kemelayuan yang tulen berasaskan nasionalisme, sedikit demi sedikit, mengambil nilai-nilai Islam sebagai simbol kekuatan perpaduan atau imej orang-orang melayu. Melayu itu sinonim dengan Islam, dan ini berarti bahwa kekuatan melayu dalam UMNO adalah kekuatan Islam. Namun UMNO tetap tidak lari dari pada landasan perjuangannya yang berteraskan identiti nasionalisme. Perjuangan PAS pula jauh berbeda dengan perjuangan UMNO. PAS menegaskan bahwa ia adalah satu-satunya partai politik yang berjuang menegakkan negara Islam di negara ini. Hal ini sejalan dengan perlembagaan PAS bahwa Islam adalah dasar perjuangan partai itu, dan AlQur’an dan Hadis adalah hukum tertinggi. Menanggapi hal ini, beberapa pengamat mengatakan bahwa negara yang mengamalkan sistem demokrasi, perwujudan partai-partai yang bersaing antara satu dengan yang lainnyadalam rangka mencari pengaruh adalah suatu fenomena yang biasa terjadi. UMNO dan PAS berusaha mendapatkan kuasa politik dan mereka tidak terlepas dari kenyataan bahwa setiap tindakan mereka adalah semata-mata untuk kepentingan PARTAI sendiri supaya terus berkuasa dan memerintah Malaysia.
Hakekat Islam sebagai satu ‘pengerah utama’ dan landasan perjuangan orang melayu, menyebabkan PAS dan UMNO bersengketa terus-menerus. Terdapat jurang yang sangat dalam diantara pegangan Islam yang dpertahankan oleh PAS dan konsep Islam yang diperjuangkan oleh UMNO. PAS dan UMNO mempunyai pendekatan dan penekanan tersendiri untuk merealisasikan cita-cita Islam. Perbedaan ideologi atau dasar perjuangan terhadap Islam sering menimbilkan beberapa konflik yang kadangkala merugikan umat Islam berbangsa Melayu. Oleh beberapa pengamat mengatakan, bahwa keadaan seperti ini (konflik UMNO-PAS) akan memberi kesempatan kepada bangsa lain mempengaruhi strategi politik bangsa Melayu. Sebagai contoh bagaimana ketika tokoh Democratic Action Party (DAP), Karpal Singh sendiri begitu berani mencabar PAS agar tidak sekali-kali coba menggantikan perlembagaan Negara sekarang dengan perlembagaan Islam.
Pemerhati politik menyifatkan PAS mempunyai entiti politik yang berlegar di sekitar isu-isu keagamaan yang bersifat tulen. Imej partai ini adalah bermatlamat untuk menegakkan negara Islam dengan mengambil kira kepentingan orang-orang bukan Islam. Dalam konteks perjuangan PAS dewasa ini, ternyata ia belum mampu meyakinkan keseluruhan masyarakat melayu dan lebih-lebih lagi masyarakat bukan Islam tentang dasar yang hendak di bawa oleh partai itu dalam pentadbiran negara. Pengaruhnya hanya bertumpu di sekitar minoriti masyarakat malaysia. Persaingan UMNO-PAS dinilai oleh beberapa kalangan di Malaysia terkesan hanya mempermalukan bangsa sendiri. Perbedaan matlamat/dasar tidak sepatutnya memecah belah kesatuan bangsa melayu. Dalam suasan politik di Malaysia, apa yang dikhawatirkan ialah ketewasan dan kekecundangan Melayu-Muslim di tanah airnya sendiri. Kelangsungan Melayu-Muslim semakin tercabar karena bilangan pribumi semakin mengecil di negara ibundanya sendiri.
Islam dan Nasionalisme
Tentang pilhan nasionalisme (UMNO) ini, kerihatianannya yang utama adalah melindungi dan mengekalkan kepentingan-kepentingan Melayu dalam kemajemukan Malaysia vis-a-vis komuniti-komuniti etnik lain. (Huusein Mttalib, Islam and etnhnicity in Malay Politic). Menurut Edward Mortimer, dalam dunia Islam, nasionalisme bermula di tanah-tanah ottoman. Setelah dipengaruhi oleh institusi-institusi dan nilai-nilai barat pada akhir kurun ke-19 dan awal kurun ke-20, sesetengah intelektual muslim seperti Mustafa Kemal di Mesir, Namik Kemal dari Turki dan Abul-Kalam Azad dari India mendakwa bahwa suatu sintesis antara nasionalisme dan Islam adalah mungkin dan ianya adalah penyelesaian kepada maslah-masalah dunia muslim. Nasionalis-nasionalis menggemari identiti dualisme yakni identiti Islamik dan Geografi (politik dalam sesetengah kes), bagi masyarakat-masyarakat muslim. Emmanuel Sivan dalam Radical Islam, Medieval Theology, and Muslim politics, pula berpendapat bahwa kontradiksi antara nasionalisme dan Islam telah dikaburi sewaktu perjuangan anti-kolonial, memandangkan mereka mempunyai musuh yang sama. Kedua-dua nasionalisme-sekular dan ummah Islam telah memainkan peranan yang signifikan ke arah memformulasikan ikatan dan halangan terhadap kolonialisme Eropah di negara-negara Muslim. Nagavi dalam Islam and Nationalism, pula mengetengahkan bahwa sebagai akibat daripada kolonialisme Barat dalam dunia Muslim, dan struktur antarabangsa pada waktu itu, orang-orang muslim menyokong nasionalisme. Massa muslim mempercayai nasionalisme adalah sama dengan ummah isme, sebagai suatu ekspresi mengenai penentangan kuat terhadap tyranny sosial dan politik, ataupun terhadap pengaruh kolonial Barat dan sebagai instrumen bagi melenyapkan penindasan kerajaan-kerajaan terhadap rakyat.
Ada kekhawatiran tersendiri bagi di Malaysia terkait adanya tiga etnis besar (Melayu, Cina dan India) khususnya orang Melayu akan masa depan identitas ke-Melayu-annya. Orang Melayu sebagai komunitas asli khawatir akan terpinggirkan oleh ke tiga etnis besar ini. Orang Melayu yang identik dengan Islam ini seakan tidak berdaya dengan semakin besarnya peran dan pengaruh kedua etnis di luar mereka. Etnis cina yang menguasai sektor ekonomi dan perdagangan serta etnis India yang dominan pada sebagai pekerja-pekerja kasar terlihat semakin agresif memebangun pengaruhnya. Bahkan bukan hanya pada sektor tersebut, kedua etnis ini bahkan sudah membangun partai sendiri yang menunjukkan eksistensi identitas etnis mereka. Yang jelas ini menjadi bahan renungan bagi orang Melayu akan masa depan identitas mereka di negerinya sendiri.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar